Matchingimpedansi antena yaitu merupakan cara menjodohkan antara sumber (pemancar) dengan beban (penerima). (SSB), SWR, Sistem Antena, Sistem Modulasi (AM) dan mode transmisi (Half Duplex). Saluran jalur transmisi yang ideal adalah saluran yang dapat menyalurkan semua informasi yang ada sampai ke penerima tanpa mengalami redaman Kitaakan membuat antenna Yagi untuk bekerja pada 144 MHz (2 m band ). Maka dari perhitungan diperoleh : 𝛌 = 300 / 144,000 = 2,0833333 meter. K diambil sebesar 0,95. Jadi Panjang Driven Element adalah. 0,5 x 0,95 x 2,0833333 meter = 0,9896 meter atau dibulatkan 99 cm. Panjang Reflector 7 % lebih panjang dari Driven Element. MenganalisaAntenna Sederhana Pada bagian ini akan diterangkan proses merancang antenna amatir radio menggunakan software MMANA. MMANA adalah software untuk mensimulasi antenna yang dibuat oleh JE3HHT - Makoto Mori, DL1PBD - Alex Schewelew & DL2KQ - Igor Gontcharenko. Menggunakan software MMANA kita dapat menghitung secara Gelombangdating arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala untuk daya datang. • SWR Meter BroadBand HEX Beam the K4KIO Centre Post Build •Original Plan was to build according to the website of Leo Shoemaker K4KIO •We didn’t like the proposed Centre Post •A water problem waiting to happen so we tried building the matching sections inside the post En el sitio de K4KIO se dispone de una descripción funcional de la antena asi CaraMenggunakan VPN di Smartphone dan Komputer. Access Point berperan sebagai Hub/Switch yang akan bertindak sebagai penghubung antara jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel. Nantinya, di access point inilah koneksi data internet akan dipancarkan ataupun dikirim melalui gelombang radio. Sementara ukuran kekuatan sinyal juga akan Untukmelengkapi sarana penunjang dan mempermudah tuning radio, maka ada baiknya dilengkapi dengan ‘Antena Tuner’ dan ‘SWR Meter’ untuk mengukur apakah antena dan pesawat radio selalu matching dengan frekuensi yang diinginkan. Jika mengalami kesulitan, sebaiknya pemasangan radio di dilakukan oleh tukang atau mekanik yang ahli. serial ‘ngobrol-’ngalor-’ngidul ihwal per-antena-an bersama bam, ybØko/1 > Pengantar: Salah satu di antara sekian banyak obsesi penulis adalah untuk mendapatkan sebuah desain antena Multibander yang bisa menjadi pilihan bagi para HF-mania yang ’pingin naikin antena pertamanya. ’Nauin sikon rata-rata amatir di bumi Pertiwi ini, Gelombangdatang arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). akan didapatkan SWR = 1. Untuk keadaan yang tidak match akan didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang dipantulkan kembali (Pf = Pr) akan didapatkan SWR Jadipenguatan pada antena adalah seberapa banyak antena tersebut meradiasikan gelombang radio ke arah yang diinginkan. c) Pengarahan. Antena dibedakan menjadi Omnidirectional (segala arah) dan Bidirectional (dua arah). Antena Omnidirectional yaitu antena yang dapat meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke segala arah. Saluran Transmisi XFhYEU. Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc Ternyata masih banyak yang “confused” tentang cara pengukuran SWR yang benar maksudnya “Ternyata masih banyak yang belum sadar bahwa penunjukan SWR kadang bisa menipu” , dan ternyata “Masih banyak yang bingung tentang masalah panjang coax” . Mari kita belajar membuktikan bahwa bacaan SWR kita yang biasanya kita pasang dibawah , dalam ruang TX seperti gambar SWR-2 kadang benar tapi kadang juga menipu kita. Lakukanlah hal2 berikut 001 SWR meter adalah alat untuk mengukur seberapa match impedansi ANTENNA kita dengan coax. Karena yang diukur adalah antenna , idealnya pada awalnya pengukuran haruslah dilakukan pada antenna diatas tower seperti pada gambar SWR-1. Bahwa kemudian berkembang pengukuran dilakukan diujung bawah coax , itu tujuannya adalah agar praktis , teknisi tidak perlu sering/repot naik turun tower. Namun melakukan pengukuran dibawah sebetulnya lebih sulit , sebab yg diukur bukan langsung antenna. Untuk mengukur dibawah , sebetulnya lebih menuntut pengetahuan dasar yang lebih lengkap agar teknisi/operator tahu dan memahami jika menghadapi fenomena2 tertentu. 002 Pengukuran SWR idealnya dilakukan pada sambungan antara antenna dan coax , tetapi kita juga ingin belajar mengenal pengaruh2 jika pengukuran kita pindah & lakukan dibawah. Jadi pada percobaan ini kita sekaligus menggunakan keduanya memakai 2 bh. SWR meter. Belilah atau pinjamlah 2 bh. SWR meter YANG SAMA MERK DAN TYPENYA. Pasanglah yang 1 dibawah , didekat TX. 003 Dan pasanglah 1 bh SWR lain yang sama langsung pada antenna diatas tower . Mestinya / idealnya tersambung langsung dengan antenna , tetapi karena pada prakteknya akan sulit dilakukan , kecuali jika kita menambahkan sepotong kabel jumper J1. Agar tidak terjadi perubahan impedansi jika ketika beban antenna masih reaktif salah ukuran atau belum benar nyetelnya maka buatlah jumper J1 yang panjangnya kelipatan ½ lambda electric = effektif . Tentukan freq. percobaan. Dengan diketahuinya freq. maka lambda diketahui. karena lambda diketahui maka panjang coax yang ½ lamba atau kelipatannya juga kita temukan. Kalikan nilai ½ lambda tersebut dengan nilai velocity factornya kabel coax yg. dipakai tergantung jenis kabelnya maka ketemulah “panjang ½ lambda electric” alias “panjang ½ lambda effektif”nya. Buatlah jumper sepanjang itu tetapi makin akurat jika anda kurangi sedikit , karena panjang connector sebaiknya diperhitungkan sebagai bagian dari panjangnya kabel . 004 Demikian juga jumper lainnya / J2 potonglah dengan cara yang sama tetapi panjang J2 ini kurang terlalu berpengaruh karena posisinya sudah ada “dibelakang” rangkaian SWR meter . 005 L adalah coax panjang yang menghubungkan SWR bawah ke SWR atas. Pertama kali cobalah dengan panjang sembarang. Rangkaikan semua alat yg ada seperti gambar diatas. Diperlukan 2 orang untuk mempelajari pengujian ini. 1 orang diatas tower untuk membaca SWR-1 dan orang ke 2 diruang pemancar untuk membaca SWR-2. Keduanya saling berhubungan dengan menggunakan HT yg frekuensinya di stel jauh dari freq. kerja TX dan antenna yg diuji. Sebetulnya untuk mempermudah percobaan antenna bisa dipasang rendah menggunakan tiang pendek , tetapi perhitungkanlah , antenna harus ditempat bebas , jangan terlalu dekat ke pagar, talang, tembok, tanah , pohon agar pantulan, serapan dsb. yg terjadi tidak mempengaruhi impedansinya. Boleh rendah tetapi ditempat terbuka , misalnya untuk band 2 meter minimal 2 lambda diatas tanah. 006 Pakailah daya pemancar yg tidak terlalu tinggi misalnya 5 watt . Pertama-tama stel antenna dengan SENGAJA pada stelan yg buruk / salah , misalnya agar SWR nya menunjuk angka tinggi katakanlah 1,5 1 . Agar aman , semakin tinggi angka SWR yg anda sengaja pilih misalnya sampai 1,7 1 transmitnya pendek2 saja , yang penting teknisi yg ditower sudah sempat melihat nilai penunjukan SWR disini sengaja kita stel tinggi untuk “menciptakan” beban impedansi antenna yang REACTIVE. 007 Pada kondisi tsb. teknisi yg dibawah melihat penunjukan SWR-2 yg dibawah. Apa yang diketemukan ? Ternyata angka penunjukan SWR bawah TIDAK SAMA DENGAN SWR ATAS bisa lebih tinggi atau bisa sangat rendah . Inilah yg kita sebut sebagai PENUNJUKAN SWR YANG MENIPU. 008 Perubahan angka SWR itu terjadi akibat transformasi sepanjang kabel dan itu hanya terjadi jika antenna reactive. Perubahannya bisa sedikit tapi bisa juga sangat besar tergantung dari 2 hal yaitu seberapa mismatch / melesetnya antenna , dan berapa kelebihan panjang COAX jika dihitung dari titik “kelipatan ½ lambda effektif” yang terdekat dari posisi SWR-2 . 009 Pada kondisi kabel yang “sedang mengalami transformasi” semacam ini , kalau setiap kali panjang coax kita potong sedikit , maka bacaan pada SWR-2 akan berubah sedikit padahal / meskipun SWR-1 yang diatas tidak berubah dan tetap menunjukkan nilai sebenarnya . Jadi awas !! Kalau anda berkali kali memotong memendekkan coax sampai akhirnya menemukan angka SWR-2 yang terendah bahkan mungkin 11 , sebetulnya itu hanya kondisi SWR dibawah , sedangkan antennanya sendiri tetap mismatch , dan pancaran anda tetap “terganjal” , hanya sedikit power yg berhasil lepas terpancar dari antenna. 010 Demikianlah , saat antenna reactive kondisinya , maka PANJANG COAX AKAN MEMPENGARUHI “MEMALSU” / MERUBAH PEMBACAAN SWR DIBAWAH. Jadi kalau anda me-motong2 coax sampai SWR turun , itu sebenarnya anda sedang menipu diri sendiri karena tanpa anda ketahui , SWR sebenarnya di antenna masih tetap tinggi . 011 Sekarang percobaan kedua. Teknisi yg diatas tower menyetel antenna dengan melihat SWR-1 sampai SWR-1 terbaca minimum misalnya 1 1 . Ini artinya beban = antenna sudah berubah. Sekarang impedansinya sudah benar-benar 50 ohm RESISTIVE. 012 Apa yang kemudian terlihat di SWR bawah ? Sekarang SWR-2 dibawah akan menunjukkan angka yang sama dengan SWR atas yaitu 1 1. Sekarang potonglah coax sedikit demi sedikit. Apa yang terjadi ? Ternyata panjang coax tidak mempengaruhi. Berapa kalipun coax anda potong , SWR-2 tetap menunjukkan 11. Artinya adalah PADA BEBAN RESISTIVE , PANJANG KABEL TIDAK MEMPENGARUHI kecuali terhadap losses kabelnya. Semakin panjang kabel semakin besar lossesnya . 013 Demikian cara membuktikan bahwa penunjukan SWR yang terpasang dibawah yang rendah itu belum tentu baik. Kalau angka rendahnya itu angka murni maka pancaran anda akan optimal , tetapi kalau angka rendah yg anda lihat itu adalah nilai palsu , maka sebenarnya anda telah ditipu SWR meter anda !! tanpa anda sadari bahwa anda sedang memancar kecil atau mungkin sangat kecil meski TX anda sedang mengeluarkan power besar. 014 Jika anda sudah menguasai perilaku antenna, coax dan SWR meter anda dengan benar , anda sudah mulai melangkah siap untuk menjadi QRP’er yang baik , dengan power kecil mampu berkomunikasi lebih jauh. Kalau pemancar anda bekerja pada freq. pancaran yg tetap/fixed misalnya pada repeater atau jika pemancar anda bekerja pada freq. yang berpindah-pindah tapi dengan range yg. tidak terlalu lebar/tidak jauh dari centre freq. tertentu , saya sarankan membuat coax dari ruang pemancar sampai ke antenna yg panjangnya merupakan “kelipatan 1/2 lambda effektif” tersebut agar sistem yang anda bangun tersebut KEBAL tidak peduli apakah antennanya atau antenna penggantinya sedang dalam kondisi REACTIVE maupun RESISTIVE , penunjukan SWR nya akan tetap akurat menunjukkan nilai yang sebenarnya. Tetapi pada panjang yang diluar kelipatan itu, nilai transformasi bisa naik turun berulang ulang meskipun titik2 pengulangannya teratur dan bisa ditebak/dihitung . Selamat belajar !! Bravo !! Djoko H formerly YC2BCG