SIKAPHIDUP ORANG KRISTEN. Matius 7:1-12. Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan 6, Yesus berbicara mengenai diri pribadi atau jati diri orang Kristen, bagaimana orang Kristen harus memiliki watak seperti Kristus. Yesus menetapkan standar karakter yang tinggi Bilakita tidak tahu siapa diri kita maka kita akan seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Miliki integritas sebagai jati diri - GOING TO DO (melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan). Cerminkan apa yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan; jadilah orang yang memiliki jati diri dan sesuai dari apa yang dikatakan dengan yang dilakukan. Berulangkali, Alkitab menuliskan beberapa ayat yang memotivasi para remaja untuk membangun identitas dirinya berdasar Alkitab. Simaklah beberapa ayat berikut ini: "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda." ( Mazmur 127:4) "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa MelatihDiri Untuk Berdisiplin Secara Utuh. Ajakan untuk mendisiplinkan diri, khususnya secara rohani, diserukan dalam masa Pra Paskah. Umat diajak untuk berpuasa, berpantang, dan bersedekah guna menghayati karya Allah dalam kehidupan umat-Nya, terlebih untuk terlibat dalam karya kasih Allah di tengah dunia sebagai anak - anak yang dikasihi-Nya. Matius22:34-46. "Mengasihi diri sendiri" adalah tema yang tidak lazim, karena itu saya beri tanda baca "?". Biasanya kita membahas tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Apa tidak salah? Bukankah Alkitab mengajar agar kita menyangkal diri, memikul salib, bahkan mengorbankan diri seperti Kristus? Apakah mengasihi diri sendiri Dari2 ayat pertama tersebut di atas, kita bisa melihat identitas dari orang percaya/ jati diri dari orang Kristen. Latar belakang jemaat Kolose adalah jemaat yang tidak terlalu bermasalah. Hal ini terlihat dari Kolose 1:3 yang menyatakan bahwa setiap kali rasul Paulus dan Timotius berdoa, mereka selalu mengucap syukur kepada Allah Bapa tentang Referensimengenai Tuhan, doa, kejahatan hati manusia, kerusakan masyarakat dan dosa banyak ditekankan. June 25, 2019 June 22, 2019 Ria KhotbahKristen Khotbah Perjanjian Baru bahan khotbah, khotbah kristen, khotbah minggu, naskah khotbah, teks khotbah. Leave a Reply Cancel reply. Your email address will not be published. Required fields are Dr William H. Thomas, seorang dokter spesialis yang menangani manula, menunjukkan bahwa bayi memulai hidupnya dengan jati diri. Akan tetapi saat menginjak usia dewasa, prestasilah yang menjadi sasaran utama. Lalu, saat kita beranjak tua dan tenaga kita melemah, kita harus kembali berfokus kepada jati diri. "Masa tua membawa kita kembali pada Pembentukanjati diri bisa memakan waktu yang lama, tapi tidak semua anak sama, ada yang lamban, ada yang cepat. Nah, untuk yang lebih lamban, mungkin saja karena anak cenderung lebih nakal, lebih badung, dsb. sehingga membuat dia lebih banyak bergumul untuk menggabungkan masukan dari orangtua dan masukan dari teman-temannya. KhotbahTerbaru 2022Ps. Jeffrey RachmatLike and Subscribe untuk dapat Khotbah dan Renungan ter-update.#Khotbah #Kristen #Terbaru #Jeffrey #Rachmat N3JyvHe. Roma 2 - Pilih mana? Dihukum atau diberkati? Menderita atau bahagia, damai sejahtera? Binasa selamanya atau selamat? Rasanya tak ada yang memilih dihukum, menderita dan binasa hidupnya. Hampir pasti pilihan kita adalah mau diberkati, bahagia sejahtera dan selamat. Tapi, apakah cara hidup kita sesuai dengan harapan dan keinginan kita itu? Banyak orang ingin selamat, tapi tak mau hidup dalam keselamatan. Renungan Harian Kristen Istimewa Orang suka bahagia, damai sejahtera,tapi praktik hidupnya tidak mengikuti jalan yang baik dan benar. Hidup jahat, tapi ingin selamat. Itu pasti tidak akan terjadi. Sebab keselamatan hanya berlaku untuk orang yang hidup baik dan benar di dalam Tuhan Yesus. Di luar itu pasti binasa. Orang jahat akan menderita kesesakan, sedangkan orang yang berbuat baik dan benar akan menikmati kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera bersama Kristus Yesus, Tuhan firman Tuhan hari ini. " Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. ay 9, 10_ Baik orang Yahudi, orang Yunani dan yang lainnya, akan dihakimi secara adil oleh Allah. Maka manusia akan menuai dan menikmati keadilan Allah menurut perbuatan atau kelakuannya masing-masing. Yang berbuat baik dan benar akan bahagia sejahtera dan selamat, sedangkan yang jahat akan menderita dihukum. Realitas hidup sehari-hari, banyak orang yang mempraktikan kehidupan menurut keinginan perutnya. Yakni, mau bahagia tapi dengan cara yang jahat. Untuk mencapai bahagia, mereka menghalalkan segala cara. Kejahatan mereka lakukan untuk menggapai kebahagiaan. Karena mereka mengukur kebahagiaan menurut ukuran dan cara mereka sendiri. Mereka membalikkan kebenaran. Untuk bahagia, menghalalkan segala cara. Mereka membenarkan dan menghalalkan kejahatan untuk mencapai kebahagiaan, kemuliaan dan kehormatan duniawinya. Padahal itu bahagia semu. Itu hanya sebuah kesenangan sesaat, bukan kebahagiaan sejati yang sifatnya substantif, kotemporer, permanen dan selamanya, seperti yang diajarkan Tuhan Yesus. Banyak orang ingin bahagia dengan melakukan korupsi. Bahkan mempraktikkan Fraud kejahatan manipulatif yang disengaja dan terstruktur dalam hidupnya, di tempat kerja, bisnis, politik, atau di mana saja. Kejahatan dibungkus demikian apik sehingga terlihat baik dan benar. _Cashing_ nya benar, tapi isi dan praktiknya adalah jahat untuk menggapai bahagia secara duniawi yang adalah kesenangan sesaat. Dalam rentang waktu tertentu, mereka merengkuh ambisinya. Tapi sesungguhnya itu adalah lobang jebakan bagi dirinya sendiri yang akan menangkap dan memerangkapnya. Itulah kejahatan terstruktur yang berkedok kebaikan yang menguasai hidup manusia. Ini jahat di mata Tuhan. Jika kita pelakunya, bertobatlah. Kejahatan ini akan membawamu pada penderitaan, kebinasaan dan hukuman kekal. Sebagai keluarga dan umat Kristen, pilihlah hidup baik dan benar. Jangan terkecoh oleh rayuan gombal kesenangan sesaat duniawi yang ujungnya menuju kebinasaan. Jangan jadi Kristen gampangan. Peganglah dan jagalah integritas serta jati diri Kekristenan yang sejati. Hiduplah dalam kehendak Kristus. Niscaya kita dan keluarga diberkati, bahagia sukacita dan menikmati hidup kekal bersama Tuhan Yesus. Amin DOA Tuhan Yesus, jauhkan kami dari yang jahat. Pakai kami jadi alat kebenaran-Mu, agar kami diberkati, selamat dan bahagia kekal. Amin 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID vtFm3RD1OKVUJ4B1FZNXew0jLzeQWn0YmiqGIqyDEDZQQAQyDHvzcw== Bacaan 1 Kejadian 15 1 – 18 Bacaan 2 Matius 12 33 – 37 Tema Liturgis Siap Sedia Menyambut Kedatangan Kristus dengan Pengharapan Tema Khotbah GKJW sebagai Gereja yang Mandiri dan Menjadi Berkat. Keterangan Bacaan Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah Kejadian 15 1 – 18 Kejadian 15 merupakan bagian dari seluruh kisah Abram yang memperlihatkan tindakan Allah sebagai pembuat perjanjian. Allah secara aktif datang kepada Abram dan meyakinkan Abram bahwa Dia akan membuktikan perjanjiannya tetapi dengan syarat Abram harus percaya dan setia kepada-Nya. Perjanjian itu dikisahkan dalam bentuk penampakan Allah theophania kepada Abram, suatu pengalaman yang menentukan hidup Abram sendiri. Janji tanah yang diberikan itu Kej. 151-21, disampaikan dalam bentuk perjanjian yang dikukuhkan dengan sumpah. Hal ini merupakan suatu perkembangan dari Kej. 127 dan 1314-15, 17. Berdasarkan sistematika tulisannya, Kej. 151-21 ditulis oleh tradisi Yahwis J dan diambil dari kisah suku-suku seminomaden mengenai hubungan erat dan personal dengan Allah yang mereka percaya. Tradisi ini muncul dalam cerita-cerita rakyat di Timur Tengah mengenai Perjanjian antara raja dan rakyat, perjanjian dengan para raja tetangga. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh bagian Kej. 15 melukiskan sikap Abram yang baru menjadi kenyataan sepenuhnya di kemudian hari. Janji kepada Abram pada ayat 5 dan 18 akan diulang lagi di gunung Sinai kepada Musa bdk Kel. 3213. Allah tidak pernah mengingkari janji-janji-Nya. Matius 12 33 – 37 Hati yang baik akan menghasilkan perkataan yang baik, demikian sebaliknya hati yang tidak baik akan menghasilkan perkataan yang tidak baik. Itulah yang Tuhan Yesus maksudkan dalam ayat 33, “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal”. Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang-orang Farisi sebagai keturunan ular beludak ayat 34, yang tidak mungkin dapat berkata baik karena hati mereka dipenuhi kejahatan. Ular beludak adalah ular dengan diameter yang tidak besar, tidak panjang, kulitnya indah dan licin tetapi lidahnya penuh bisa yang mematikan. Dari luar tampak indah namun di dalam penuh kebusukan. Jika di dalam hati sudah dipenuhi hal-hal kebusukan maka ucapan yang ke luar juga adalah kebusukan. RANCANGAN KHOTBAH Bahasa Indonesia Pendahuluan Jemaat kekasih Tuhan, pada hari ini GKJW genap berusia 88 tahun. Sebuah usia yang cukup matang bahkan renta jika bandingannya adalah manusia. Namun juga dapat dikatakan usia yang cukup matang bahkan muda jika dibandingkan dengan beberapa organisasi atau kota/kabupaten atau beberapa negara yang usianya mencapai ratusan tahun. Terlepas dari cara pandang tersebut, cukup penting untuk menghayati kasih dan penyertaan Tuhan Sang Kepala Gereja yang sejati dalam perjalanan hidup GKJW hingga saat ini. Hal penting lainnya adalah meresapi sejauh mana kehidupan beriman GKJW sebagai gereja Tuhan dalam mengarungi kehidupan anugerah-Nya ini. Isi Jemaat yang dikasihi Tuhan, ada dua Janji Tuhan kepada Abram yang memanggilnya keluar dari negerinya Ur-Kasdim, pertama, menjadi bangsa yang besar dan juga tanah Perjanjian. Namun melihat kenyataan yang dilihat dan dirasakan oleh Abram, muncul pertanyaan yang mengganjal dalam dirinya, “Bagaimana aku akan menjadi bangsa yang besar, sementara aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak?” Pertanyaan ini dijawab Tuhan dengan meyakinkannya melalui tanda bintang di langit. Seperti banyaknya bintang di langit, demikianlah banyak keturunanya. Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memiliki tanah itu, sebab di tanah yang ditunjukkan Tuhan itu telah berdiam bangsa-bangsa lain. Pertanyaan inilah yang dijawab Tuhan bahwa walaupun perjanjian ini dinyatakan kepada Abram, namun keturunannyalah yang akan menduduki tanah yang dijanjikan itu. Bahkan keturunannya juga harus terlebih dahulu mengalami masa-masa yang sulit, yaitu diperbudak dan dianiaya selama empat ratus tahun. Jemaat kekasih Tuhan, ada hal yang menarik dari kisah perjanjian Tuhan dengan Abram. Hal pertama, kisah tersebut menunjukkan betapa kehidupan manusia tidak terlepas dari rasa kuatir. Hidup yang kita amini sebagai bagian dari rancangan Tuhan masih sering diwarnai hal-hal yang secara manusiawi menghadirkan rasa kuatir dalam diri kita. Abram sebagai pribadi yang diperkenan untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara langsung, menerima perintah dan janji-Nya, juga masih merasakan kekuatiran dalam hidupnya. Melalui kisah perjanjian Tuhan dengan Abram ini kita diajak untuk belajar bahwa kekuatiran adalah hal yang manusiawi. Bersama dengan itu kitapun diajak untuk terus mengingat dan menyadari bahwa janji penyertaan dan berkat dari Tuhan bagi umat-Nya adalah tetap, ya dan amin. Hal kedua yang menarik dari kisah perjanjian Tuhan dengan Abram adalah suatu pembelajaran bahwa janji Tuhan bagi umat-Nya tidak dapat dibatasi ruang dan waktu serta cara yang hanya terpikirkan secara manusiawi. Tuhan Maha Besar. Janjinya yang tetap, ya dan amin bagi umat-Nya tetap harus dipahami menjadi sebuah bagian utuh dari ke-mahabesar-an dan ke-mahakuasa-an Tuhan. Hal ini nampak dalam kisah perjanjian dimana perjanjian memiliki tanah perjanjian memang dinyatakan kepada Abram akan tetapi keturunannya-lah yang akan menduduki tanah yang diperjanjikan itu. Itupun harus diawali dengan pengalaman akan masa-masa sulit selama ratusan tahun. Jika demikian siapakah yang bisa bertahan untuk setia atas janji yang ruang, waktu dan caranya merupakan misteri besar? Janji Tuhan bagi umat-Nya yang ruang, waktu dan caranya merupakan misteri besar juga beriring dengan berbagai perkara hidup. Berbagai perkara hidup baik yang positif maupun negatif silih berganti menghampiri manusia dalam perjalanan hidupnya. Hal ini juga bisa menjadi kendala bagi manusia dalam kesetiaan memegang janji Tuhan dalam kehidupanNya. Tentu saja yang dapat bertahan adalah orang-orang yang taat dan setia kepada Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan akan menghasilkan hal-hal baik dalam perjalanan hidup seseorang. Alkitab menggunakan istilah buah yang baik. Buah-buah yang baik itulah yang akan semakin mengokohkan ketaatan dan kesetiaan seseorang dalam menantikan dan untuk terus hidup dalam naungan janji Tuhan. Sebab dari buah-buah yang baik itulah sesamanya akan mengetahui siapakah diri seseorang itu. Dan dalam dunia psikologi sosial, penilaian orang lain terhadap diri seseorang dapat memperkokoh prinsip, identitas atau jati diri yang dimiliki oleh orang tersebut. Penutup Jemaat yang dikasihi Tuhan, sebagai persekutuan orang percaya GKJW saat ini memperingati HUT ke-88. Tentu banyak hal yang dialami oleh seluruh bagian dari GKJW dalam perjalanan kehidupan ini. Suka maupun duka, jatuh-bangun menghadapi berbagai situasi dan kondisi kehidupan menjadi dinamika perjalanan GKJW selama 88 tahun ini. Satu hal yang patut untuk terus kita pahami dan kita imani adalah Tuhan yang berkenan gereja ini lahir, tumbuh dan berkembang adalah Tuhan yang setia. Janji penyertaan-Nya tidak lekang oleh waktu. Kita dipanggil untuk setia berada di jalan Tuhan dan terus menghasilkan buah-buah yang baik dalam perjalanan hidup bergereja. Dari buah-buah yang baik itu banyak pihak yang merasakan kasih Tuhan dalam kehidupannya. Kerinduan untuk menjadi gereja Tuhan yang mandiri serta menjadi berkat dapat terwujud demi kemuliaan nama-Nya. AA. Pujian KJ. 375 — RANCANGAN KHOTBAH Basa Jawi Pambuka Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti, Ing dinten punika GKJW genep yuswo 88 taun. Yuswo ingkang sampun mateng malah sampun sepuh bilih dipun bandingaken kaliyan manungsa. Nanging ugi saged dipun wastani yuswo ingkang taksih enem bilih dipun bandingaken kaliyan perangan organisasi utawi kutha/kabupaten utawi perangan negari ingkang yuswanipun ngantos atusan taun. Luwar saking cara pandeng punika, penting kangge kita ngraosaken katresnan lan panganthining Gusti Allah Sesirahing Greja ingkang sejatos salebeting GKJW ngantos wekdal punika. Perkawis penting sanesipun inggih punika ngraosaken ngantos dumugi pundi gesanging iman GKJW minangka Grejaning Gusti Allah salebeting gesang wonten sih rahmating Gusti punika. Isi Pasamuan ingkang dipun tresnani dening Gusti, Gusti Allah maringi kalih janji dateng Rama Abram ingkang dipun timbali medhal saking negerinipun Ur-Kasdim. Janji kaping sepisan, dadosaken Rama Abram lan tedhak turunanipun dados bangsa ingkang ageng lan maringi tanah Prajanjian. Nanging ningali kasunyatan ingkang dipun raosaken Rama Abram, wonten pitakenan ing salebeting manahipun, “Kados pundi kula dados bangsa ingkang ageng, bilih sekedap malih kula badhe mati lan boten nggadah anak?” Pitakenan punika dipun wangsuli Gusti Allah sarana nedahaken pratanda lintang ing langit, kados kathahing lintang ing angkasa, mekaten tumrap tedhak turunipun rama Abram. Pitakenan selajengipun, “Saking pundi kula mangertos bilih tanah punika dados gadhahan kula, bilih ing tanah punika kapanggenan bangsa-bangsa sanes? Gusti Allah mangsuli pitakenan rama Abram, senajan tanah prajanjian punika dipun janjiaken dateng Abram, ananging tedhak turunanipun ingkang badhe manggeni tanah prajanjian punika. Tedhak turunipun ugi kedah nglangkungi wekdal-wekdal ingkang ewet, inggih punika dados budak lan dipun aniaya salami 400 tahun. Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti, Wonten perkawis ingkang menarik saking cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng Abram. Kaping sepisan, cariyos punika nedhahaken bilih gesanging manungsa punika boten lepat saking raos kuwatos. Gesang ingkang dipun yakini minangka rancanganing Gusti asring dipun isi kaliyan babagan sacara kamanungsan ingkang ngundang raos kuatos ing salebeting gesang kita. Abram minangka pribadi ingkang dipun parengaken mbangun komunikasi sacara langsung kaliyan Gusti Allah ugi taksih ngraosaken kuatos ing gesangipun. Lumantar cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng rama Abram, kita dipun ajak sinau bilih kuatos punika bab ingkang manusiawi. Saking ngriku, kita dipun ajak sami ngenget lan nyadari bilih janji panganthi lan berkah saking Gusti kangge umatIpun tetep, ya lan amin. Kaping kalihipun ingkang menarik saking cariyos prajanjinipun Gusti Allah dateng rama Abram inggih punika, kita saged sinau bilih janjinipun Gusti Allah kangge umatIpun boten saged dipun batesi sarana ruang lan wekdal sarta cara pikir kamanungsan. Gusti Allah Maha Agung. Janjinipun ingkang tetep, ya lan amin kangge umatIpun kedah dipun pahami minangka bagian ingkang utuh saking kaagungan lan kuwaosipun Gusti Allah. Perkawis punika ketingal ing cariyos prajanjian punika, ing pundi prajanji bab tanah prajanji dipun aturaken dateng rama Abram nanging tedhak turunipun ing tembe dinten ingkang manggeni tanah punika. Bab punika saged kelampahan senajan ing wiwitan tedhak turunipun rama Abram kedhah nglampahi wekdal-wekdal ingkang rekaos ngantos atusan tahun. Bilih kados mekaten sinten ingkang saged tahan tansah setya tuhu dateng janji ing pundi wekdal lan caranipun taksih dados misteri ageng? Prajanjinipun Gusti Allah kangge umatIpun ingkang dados misteri ingkang ageng, sinarengan kaliyan perkawis gesang ingkang dipun adepi umat. Maneka warni perkawis gesang sae perkawis ingkang positif lan negatif gumantosan ing salebeting gesangipun manungsa. Perkawis punika saged dados halangan kangge manungsa saged setya tuhu dateng prajanjinipun Gusti ing salebeting gesangipun. Temtu kemawon ingkang saged tahan inggih punika tiyang-tiyang ingkang taat lan setya tuhu dateng Gusti Allah. Kataatan lan kasetyan badhe nuwuhaken perkawis-perkawis ingkang sae salebeting gesang kita. Alkitab ginaaken istilah woh ingkang sae. Woh-wohan ingkang sae punika badhe langkung ngiyataken raos taat lan setya kita anggen kita ngrantos lan gesang ing salebeting prajanjining Gusti Allah. Karana saking woh-wohan ingkang sae punika, sesami kita saged mangertos sinten kita punika. Ing ilmu psikologi sosial, cara pandeng tiyang sanes dateng kita saged ngiyataken prinsip, identitas, utawi jati diri ingkang wonten kita. Panutup Pasamuan ingkang dipun tresnani Gusti Yesus, Minangka patunggilaning para tiyang pitados, GKJW wekdal punika mengeti HUT kaping 88 taun. Tamtunipun sampun kathah perkawis ingkang dipun alami kaliyan GKJW ing lampah gesangipun. Suka bingah lan sisah, dawah lan jumeneng malih ngadepi maneka warni kahananing gesang dados dinamika lampahing GKJW ngantos 88 taun punika. Setunggal perkawis ingkang kedah kita pahami lan imani inggih punika Gusti Allah ingkang ngersaaken GKJW lair, tuwuh lan ngrembaka punika Gusti Allah ingkang setya. Janji panganthinipun boten kawates wekdal. Kita dipun timbali setya ing margining Gusti lan tansah ngedalaken woh-wohan ingkang sae salebeting lampah gesang kita ing pasamuan. Saking woh ingkang sae punika kathah pihak ingkang ngraosaken katresnanipun Gusti Allah ing gesangipun. Raos kangen dados grejanipun Gusti Allah ingkang mandiri sarta dados berkah saged kawujudaken kagem kamulyanipun asmaNipun. AR. Pamuji KPJ 176 1, 2, 3