5. Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional. Sebagai seorang wanita pahlawan yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, diasingkannya Cut Nyak Dien di wilayah Sumedang begitu dihormati dan dikagumi masyarakat setempat. Hal tersebut bisa terjadi lantaran ia seorang hafizah Al-Qur'an dan banyak menyebarkan Islam di sana.
Kemudian pada tahun 1874-1880 di bawah pimpinan Jenderal Jan van Swiete, daerah VI MUkim bisa diduduki Belanda. Kondisi Aceh yang semakin kacau memaksa Cut Nyak Dien bersama bayinya dan ibu-ibu lain mengungsi di tempat lain, peristiwa ini terjadi pada 24 Desember 1975. Sedangkan sang suami kembali bertempur merebut daerah IV Mukim kembali.
Rumah Cut Nyak Dien adalah rumah panggung pemberian Belanda kepada Teuku Umar yang berlokasi di Desa Lampisang kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Bangunan rumah berukuran 25 x 17 meter. [1] Rumah yang terletak di Desa Lampisang merupakan replika dari bangunan asli yang dibakar Belanda pada 1896 [2] dan kembali dibangun pada 1987. [3]
Puisi: Cut Nyak Dien (Karya Sides Sudyarto D. S.) Cerpen: Roda Terus Berputar. Puisi: 1943 (Karya Chairil Anwar) Puisi: Ibu (Karya Chairil Anwar)
Saat ini, layanan penerbangan dengan pesawat Wings Air kapasitas 72 penumpang sepekan 4 hari yakni Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. Hal itu dikatakan Kepala Bandara CND Nagan Raya, Sarmin kepada Serambinews.com. "Penumpang semakin banyak. Layanan sepekan empat hari," katanya. Penerbangan Wings Air ini melayani rute dari Bandara Internasional
Cut Nyak Dien merupakan pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh Barat. Ia merupakan putri dari Teuku Nanta Setia, dan ibu yang seorang bangsawan dari daerah Lampagar. Beliau lahir tahun 1848 di kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI Mukim, Aceh Besar. Semasa kecil, Cut Nyak Dien dikenal sebagai gadis yang cantik.
Teringat waktu masih kecil dulu. Saat tv dan gadget belum mewabah. Kisah para pahlawan dirasakan Sangat heroik, hebat dan mengesankan. Heroiknya Puputan Margarana di Bali, kuatnya Pangeran Diponegoro, mengesankannya Tuanku Imam Bonjol, atau perjuangan hebatnya sepasang suami isteri Teuku Umar dan Cut Nyak Dien. Semua itu terekam dengan indah.
Nurdyansa. -. Diperbarui 15 September 2022. 5. ( 1570) Biografiku.com | Cut Nyak Dien dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional wanita Indonesia yang terkenal di Indonesia. Perlawanannya melawan penjajah kolonial Belanda bersama dengan suaminya yakni Teuku Umar membuat ia terkenal sebagai pahlawan dan sosok perempuan pemberani dari Aceh.
Oleh sebab itu, Belanda mengasingkan Cut Nyak Dhien ke Sumedang, Jawa Barat. Pada Akhirnya, Cut Nyak Dhien meninggal dunia di pengasingan pada 6 November 1908. Demikian, kisah Cut Nyak Dhien yang dipenuhi duka derita dalam berjuang melawan penjajahan Belanda.
Keluarga Cut Nyak Dhien ikut berperang mempertahankan daerahnya. Teuku Nanta memimpin rakyat wilayah VI Mukim dan menantunya, Teuku Ibrahim, selalu berada di garis depan untuk memimpin pasukan. Sejak saat itu, Cut Nyak Dhien dan anaknya ditinggal suaminya dan hanya dijenguk sesekali. Pada 1875, Belanda mulai memasuki wilayah IV Musim sehingga
8jAPg.